Kemarin malam saya sharing dengan seorang teman,, yah mulanya tak ada pikiran untuk posting tentang ini,, tapi setelah itu malah pingin banget cerita tentang salah satu kisah dari buku yang saya baca. Judul buku itu JODOH CINTA, pengarangnya KINOYSAN.
Di postingan ini saya hanya bercerita kembali,, jadi ya ringkasan dari kisah itu, coz klo saya tulis ulang ntar panjang banget,, klo mau baca yang lengkap sih tinggal beli aja di toko-toko terdekat 😛 atau klo yang hobi pinjam, ya pinjam saja dengan orang terdekat… hehehehe…
Judulnya : Tak Terpisah Jarak dan Waktu
Dikisahkan sepasang kekasih (cie…) bernama Farel dan Fara. Mereka telah saling jatuh cinta sejak SMP, karena perbedaan karakter yang sangat kuat hubungan mereka diwarnai dengan putus-nyabung-putus-nyambung-putus-nyambung dst (hehe.. kayak lagunya BBB), sampai di bangku SMA pun mereka tetap seperti itu.
Suatu hari (tentunya hari yang kelabu bagi mereka berdua), mereka bertengkar dan akhirnya putus… kali ini mereka benar2 putus. Fara berharap putusnya kali ini sama seperti saat yang lalu, namun harapan itu tidak dapat terwujud. Farel mulai menjauh darinya dan tidak lagi berurusan dengannya. Fara yang biasa bersama-sama Farel, tentu tidak siap menghadapi kenyataan ini.
Akhirnya Fara memilih untuk tidak berurusan juga dengan Farel. Ia menyibukkan diri dengan kegiatan sekolah dan belajarnya. Meski Fara kesal dengan sikap Farel, namun terkadang rindu dan ingin sekali mendengar kebawelan dari Farel. Sayanganya itu tidak mungkin terjadi, karena Farel tak lagi memperdulikannya, malah dia terlihat berusaha mendekati cewek lain.
Setelah lulus SMA, Farel meneruskan kuliah di Jogja, sedangkan Fara ke Sulawesi karena orang tuanya bertugas disana. Hubungan mereka benar-benar berpisah dan tidak pernah ada kabar berita sama sekali. Jarak yang jauh, dan memang sudah putus, membuat mereka tidak peduli urusan masing-masing.
Di Sulawesi, Fara memulai kehidupan barunya, tiap dia berpacaran tidak berjalan lama sudah putus. Dalam lubuk hatinya dia masih belum bisa melupakan Farel dan ingin menghubunginya. Bukan untuk menjalin cinta lagi, tapi hanya sekadar ingin tahu kabar beritanya. Namun jika mengingat sikap Farel sejak mereka putus dia menekan hatinya untuk tidak menghubunginya karena takut menghadapi ‘penolakan’ dari Farel.
Saat masih kuliah, Fara menjalin hubungan serius dengan salah seorang anak pengusaha, keluarga kedua belah pihak pun telah merestui. Fara pun mulai yakin bahwa dia harus benar2 melupakan Farel. Farel pun mungkin juga telah menemukan jodoh yang lain di dunianya sana.
Suatu hari Fara bertemu dengan salah seorang kerabatnya, dan mereka ternyata membicarakan laki-laki yang sama. Ternyata colon suami Fara itu telah menikah sirih dan mempunyai seorang anak dengan tetangga kerabat Fara tersebut. Tentu Fara merasa sakit hati dan patah hati karena telah dibohongi oleh laki-laki yang dicintainya.
Beruntung karena masa-masa itu Fara hendak ujian akhir sehingga dia disibukkan dengan mempersiapkan untuk masa depannya itu. Tidak lagi menengok masa lalunya. Namun entah mengapa jauh dilubuk hatinya, Fara merasa rindu kepada Farel. Setiap kali mengenang Farel selalu membuat hatinya merasa lega dan tidak sendirian. Meskipun meraka telah putus dan tidak ada komunikasi sama sekali selama delapan tahun. Bagi Fara, Farel tetap yang terbaik dibandingkan dengan pacar-pacar Fara yang lain. Cintanya pada Farel ternyata jauh lebih besar daripada kekesalan-kekesalannya karena sikap Farel yang pernah diketahuinya semasa belia.
Fara sudah malas untuk berpacaran. Dia mulai mengejar karirnya dan semakin melesat. Keluarga Fara khawatir mengetahui sikap Fara seperti itu dan menyarankan Fara untuk segera mencari jodoh. Namun Fara malah meminta orang tuanya untuk mencarikannya jodoh dengan alasan “…kalau dijodohin kan paling nggak, urusan agama, keluarganya udah pasti jelas baik. Menghemat waktu”. Keluarga Fara pun nengiyakan.
Suatu hari (lagi….) Om Tito(Om-nya Fara) yang dari Jawa Timur datang karena ada peninjauan proyek di Sulawesi. Om Tito tidak datang sendiri melainkan bersama asistennya, Ramadhan. Ayah Fara meminta Fara untuk meluangkan waktu menemani Ramadhan yang lajang dan juga sedang cari istri, barang kali saja jodoh ^.^.
Sepulang kerja Fara bertemu dengan Om Tito dan asistennya itu, dan Fara sangat tidak menyangka jika ternyata Ramadhan yang dimaksud itu adalah Muhammad Farel Ramadhan(Farel), dan Farel pun tidak menyangka jika ternyata Rara yang dimaksud oleh Om Tito adalah Fara. Kemudian bisa ditebak, dua hari Fara bersama Farel, mengembalikan hubungan baik keduanya, dan dengan kebeningan hati mereka memutuskan untuk segera menikah.
Farel menceritakan sedikit pengalamannya kepada Fara bahwa sepanjang dia berganti-ganti pacar, wajah Fara muncul di alam bawah sadarnya. Farel ingin mencari Fara namun tidak diketahui keberadaannya. Padahal, Farel berpikir jika bertemu Fara dan mengetahui kabarnya, barangkali akan lega dan bisa lebih bijak memilih calon jodohnya. Tapi ternyata Allah memiliki rencana yang lebih indah dari yang dibayangkan, Farel menemukan Fara yang masih mencitainya.
Capekkah membaca cerita ini? Semoga tidak,, memang panjang,, ini aja dah ringkasan. Pelajaran apa sih yang bisa diambil dari sini? Ada satu hal, jodoh itu tidak bisa ditebak dan tidak bisa direncanakan, tetaplah yakin bahwa jodoh itu sudah ditetapkan dan digariskan.
Selain itu juga banyak hal yang bisa diambil dari cerita diatas. Tinggal menurut persepsi masing-masing orang :D.
Read Full Post »